TARIAN KEMATIAN
Adalah canda tawa sebagai kedok sebuah tangisan
Sebagian kalbu rapuh yang tertutupi sutera putih
Sembari melindungi sosok tubuh di atas sana
Hidup dalam kematian
Dan bernafas tanpa udara
Merajut kekosongan lalu menyelimuti setengah sukma kelabu
Menari mengharap nada cahaya yang siap jadi terangnya
Sedang di sudut sana tampak titik hitam
Memperlihatkan senyum tanpa beban
Menikmati tarian bayangan hitam sejak dulu seraya mengisyaratkan
Suka cita yang mendalam
Terpuruk bayangan di reruntuhan musim
Meraung mencari titik hitam itu
Tapi, dia hanya tersenyum dan meninggalkan bayangan hitam menjauh
Satu-satunya yang menjadi harapan hidupnya
Tapi kini, bayangan hitam itu betul-betul jelmaan mayat hidup
Berjalan dan menari di atas pilihan-pilihan takdir untuk sendiri diarungi
Detak nafaspun enggan mengikutinya lagi
Maka layulah ia dalam kesendirian dan menjadi penunggu kegelapon
Inilah saat yang ditunggu untuk betul-betul mati
Terkubur di tanam bumi berhias nisan abu-abu
Diguyur oleh deraian hujan
Dan taburan bunga orang-orang tak berwajah
CB : Chulle ”fzk”
Malang, 3 Maret 2003 ( 14:45 wib)
< Ungkapan misteri kematian para tuna susila untuk sebagian pengasingannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar