AKU SEORANG HAWA
Mungkin akan ada lagi kelepak nadi yang berteriak setelah aku
Sekedar bertanya tentang keuntungan menjadi seorang hawa
Perbedaan setapak sudah menjadi pilihan pada setiap perjalanan mereka
Meski begitu, aku bertanya karena akupun menjalani
Apa yang bisa membuat aku menjadi seorang hawa ?
Bukankah aku hanya tulang rusuk kaum Adam ?
Padahal aku juga memiliki tulang rusuk yang sama dengan mereka
Dan berasal dari lubang yang sama pula
Tak adakah lelaki pilihan buat kaum hawa yang rudin ?
Seperti halnya puteri bertahta yang di setiap sisi terlihat indah
Dengan nilai khamar segelas, atau santapan sehari
Tapi justru selalu saja dianggap panggung oleh setiap rapis
Bukan untuk membuatnya indah, juga tidak membuatnya bangga
Tapi hanya sebagai santapan malam, dengan secium aroma khamar yang tajam
Harusnya aku bangga karena memiliki dua surga
Satu buat anakku dan satunya lagi buat adamku
Sedang mereka tak memiliki itu
Tapi mereka pandai untuk memilikinya
Keuntungan hawa itu telah sempurna
Dengan meletakkan keanggunan diatas kesombongan adam
Sesempurna teka-teki si Penguasa dalam membuat kejadian adam dan hawa
Begitulah aku menjadi sosok hawa yang rapuh
Berjalan di atas jeritan hati yang redam
Berjuang menepis kelepak nadi sendiri
By : CHULLE AL-BUCHORI
Makassar, 18 September 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar